Tags

, , ,

Sabtu, 3 Juli 2010 dalam perjalanan 5 jam dari Makassar membawa saya untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di desa ini. Desa yang kemudian saya tasbihkan sebagai kampung halaman saya yang kedua. Yah, Dusun Loka Desa Bontomarannu Kecamatan Uluere Kabupaten Bantaeng. Sangat indah dan mempesona.

Dua bulan saya habiskan waktu bersama kesepuluh teman saya di desa ini dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN). Mengabdi dan membantu masyarakat desa dalam konstribusi sebagai civitas akademika pada tanggungjawab terhadap Tri Darma Pendidikan yakni Pengabdian Masyarakat. Beruntung rasanya ketika pengumuman lokasi KKN dan saya salah satu yang ditempatkan di desa Loka. Pengalaman yang luar biasa bisa mengenal desa ini dan mengenal masyarakatnya dan kehidupan di dalamnya.

Kebun di Desa Loka

 

Berkenalan Dengan Loka.

Kalau di Jawa tengah memiliki Desa Dieng sebuah kaldera raksasa dari gunung Prahu dan di Jawa Timur punya Desa Batu di Malang maka Di Sulawesi Selatan juga memiliki desa agrowisata bernama Loka. Terletak di dalam Kecamatan Uluere, Desa Bontomarannu dan Desa Bonto Lojong namun lebih dikenal masyarakat luas dengan sebutan Loka. Berada di ketinggian antara 1070 m hingga 1300 m dari atas permukaan laut (mdpl), Desa Loka di Kecamatan Uluere sejak dulu dikenal sebagai desa agrowisata penghasil berbagai jenis sayuran dataran tinggi, seperti kol, wortel, buncis dan kentang. Dalam 3 tahun terakhir bahkan telah dibudidayakan buah stroberi dan apel.

Melewati jalan menanjak yang berkelak-kelok, dibutuhkan waktu sekita 1 jam dari pusat kota Banteng untuk menempuh jarak sekitar 24 km. Terbentang pemandangan eksotis yang memanjakan penglihatan sejauh mata memandang. Hijaunya perbukitan dan perkebunan jagung, langit biru yang cerah, masyarakat lokal yang masih beraktifitas, menyatu dalam harmonisasi alam yang berimbang.

Suasana Desa Loka

Masuk ke dalam Loka kita telah disambut dengan gapura besar bertuliskan ‘Selamat Datang Di Desa Agrowisata’ dan patung besar berbentuk berbagai jenis buah dan sayuran hasil bumi dari tanah tersebut. Di sepanjang jalan kita disuguhi bunga Krisan yang menjadi bunga andalan di desa ini bahkan untuk tahun kedepannya akan diekspor hingga ke Korea Selatan. Memasuki Desa Loka kita selolah memasuki ‘Desa Bunga’ lantaran hampir semua halaman rumah penduduk dijadikan kebun bunga. Indah dan sejuk.

Bunga Krisan yang cantik dari Loka

Hasil sayur-mayur petani Loka selain dipasarkan di wilayah Sulawesi Selatan, juga sejak lama sudah punya langganan tetap dengan sejumlah pedagang sayuran di Provinsi Sulawesi Tenggara dan Kalimantan Timur. Apalagi sejak Pemerintah Kabupaten Bantaeng dalam kepemimpinan H. Nurdin Abdullah menetapkan wilayah Loka sebagai Kawasan Pengembangan Agro Wisata di Kabupaten Bantaeng.

Daerah yang terkenal dengan hawa dinginnya ini tidak hanya menawarkan pemandangan alam yang indah dan udara yang sejuk namun juga berbagai kuliner dan penganan yang bisa dinikmati di kawasan Loka. Tidak hanya apel dan stroberi, kentang di desa ini juga terkenal sangat lembut dan renyah dan menjadi makanan sehari-hari masyarakat desa. Kentang rebus yang segar dari kebun direbus dan diberi taburan serutan kelapa. Sangat lezat.

Kentang rebus khas Loka

Kulit Yang Kemerahan

Dataran tinggi Loka memberi keunikan tersendiri yang hingga saat ini masih bisa kita saksikan. Dengan suhu suhu rata-rata 18 derajat celcius memberikan keunikan tersendiri terhadap fisik masyarakat desa ini. Beberapa anak kecil di desa Loka memiliki kulit wajah yang putih dengan pipi yang kemerahan. Mengingatkan saya dengan kulit wajah orang-orang Mongolia dengan pipi yang kemerahan. Namun, tidak semua anak di Desa Loka memiliki pipi yang kemerahan.

Potensi Wisata

Berwisata di desa Loka kita bisa menikmati beragam wisata hanya dalam sehari. Dengan luas wilayah yang tidak begitu luas, semua dataran Loka merupakan tempat untuk kita bisa explore dalam agenda wisata. Objek wisata tersebut antara lain:

Loka Camp

Loka Camp merupakan sebuah lokasi Resort dan Outbound. Dibuka pertama kali tahun 2000, Loka Camp memberikan fasilitas outbound dengan konsep pelatihan di alam bebas. Telah banyak instansi baik dari sekolah, perguruan tinggi, maupun dari pemerintah ataupun korporasi yang melakukan pelatihan di tempta ini. Namun sayang dua tahun terakhir, Loka Camp telah jauh mengalami kemunduran dan tampak tidak terurus. Dibutuhkan tangan-tangan yang handal dan manajemen yang kuat untuk mengembalikan kejayaan Loka Camp seperti dulu. Saya pikir dengan perpindahan tangan ke pihak swasta akan memberi gairah positif kembali untuk pengelolaan dan promosi yang lebih baik kedepannya.

Kebun Stroberi dan Apel

Stroberi dari Loka

Stroberi dan apel menjadi daya tarik paling kuat saat ini untuk menghadirkan wisatawan berkunjung ke Loka. Ada 5 kebun stroberi dan apel yang telah dikelola warga desa. Para petani stroberi dan apel pun telah difasilitasi oleh Bupati Bantaeng dan diberi pelatihan langsung ke Batu Malang, desa yang telah berhasil membudidayakan apel dan menghasilkan apel khas Malang. Pengunjung yang akan masuk ke kebun stroberi diberi keranjang kecil dan boleh memetik stroberi pilihannya sesuka hati. Cukup dengan harga Rp. 40.ooo/kg stroberi yang kita petik sendiri boleh kita bawa pulang. Kebun stroberi yang sangat indah ketika musim petik datang. Seluruh kebun dihiasi stroberi yang berwarna merah dan sangat sedap dipandang.

Camping di Pemancar TVRI

Ketika hari berganti Sabtu dan malam telah menjelang, mulailah kawasan camping di kantor pemancar TVRI dipadati para muda-mudi yang ingin menghabiskan malam. Kawasan camping ini sebenarnya kantor pemancar TVRI yang ketika malam minggu disulap menjadi tempat rekreasi karena view yang diberikan dari atas ketinggian sangat memanjakan mata di malam hari. Dari kawasan pemancar kita bisa melihat kota Bantaeng di malam hari dan kerlap-kerlip lampunya. Ditemani udara yang sangat dingin dan sejuk serta kopi dan obrolan yang menyenangkan menjadikan malam Minggu di Pemancar sulit untuk dilupakan.

Pemandangan dari Pemancar TVRI di siang hari

Untuk pengembangannya, menurut saya sebaiknya dibuatkan resort yang khusus menampung para wisatawan yang akan camping atau disediakan lahan yang lebih luas dan lapang dan penyewaan tenda untuk camping sehingga para wisatawan bisa menikmati malam dibawah jutaan cahaya bintang dan kerlap-kerlip kota Bantaeng.

Hiking ke Gunung Loka

Gunung Loka juga bisa menjadi objek wisata yang punya potensi dan keunikan. Memiliki ketinggian hanya sekitar 50 meter. Sangat nyaman untuk mereka yang ingin mencoba hiking hingga ke puncak gunung tanpa harus melakukan persiapan yang ribet karena medannya cukup mudah dilalui dan nyaman untuk hiking bersama keluarga. Di atas puncak gunung Loka juga memberikan pemandangan yang menyegarkan mata. Kita bisa melihat sekaligus 3 kabupaten yang berada di sekitar Bantaeng yakni Kabupaten Jeneponto, Kabupaten Bulukumba dan Kabupaten Banteng sendiri. Dari atas Gunung Loka kita juga bisa meilhat indahnya gunung Lompo Battang.

Pemandangan dari puncak Gunung Loka

Menikmati Hamparan Kebun Sayur, Buah dan Bunga

Sebagai desa agrowisata tentunya perkebunan sayur dan buah sangat menjanjikan untuk dijadikan objek wisata. Dengan membuat program berkebun bersama keluarga, para wisatawan bisa diberi edukasi mengenai berkebun dan sekaligus agro wisata. Bunga Krisan dan anggrek yang dibudidayakan oleh warga juga merupakan potensi untuk perekonomian masyarakat setempat. Telah banyak bunga hasil budidaya di Desa Loka yang telah dijual ke seluruh Sulawesi Selatan hingga ke luar propinsi dan bahkan ke luar negeri.

Kebun wortel di Desa Loka

 

Potensi wisata yang cerah dan luar biasa bisa dikembangkan oleh Dinas Pariwisata Sulawesi Selatan. Terdapat setidaknya 3 lokasi wisata yang telah dikelola sebelumnya dengan jarak yang tidak terlalu jauh dengan Kabupaten Bantaeng. Malino, Loka, dan Tanjung Bira adalah kawasan wisata yang jika dapat diintegrasikan dengan baik akan menghasilkan jalur pintu wisata yang hebat. Jarak antara Loka dengan Malino (Gowa) hanya berjarak sekitar 25 km. Saat ini sudah ada mata jalan, tinggal memerlukan perbaikan dan pengaspalan jalan yang dapat menghubungkan Malino dan Loka. Obyek wisata pembuatan Perahu Tradisional Phinisi dan Pantai Bira di Kabupaten Bulukumba bisa menjadi kesatuan paket wisata di Selatan Sulawesi. Dengan ini diharapkan akan membuka jalur pintu gerbang baru untuk masuk ke Provinsi Sulawesi Selatan melalui wilayah selatan yang selama ini hanya jadi koridor wisata.

Dengan tulisan ini saya berharap potensi wisata dari Desa Loka bisa oleh masyarakat luas dan jadi cambuk agar untuk pengembangan agrowisata di Kecamatan Uluere khususnya kawasan Desa Loka.

Udara yang sejuk dan dingin, embun di pagi dan sore hari, pemandangan bibir pantai dari ketinggian, tanaman apel, stroberi dan berbagai jenis buah serta sayuran dan bunga yang indah dengan dinamika kehidupan petaninya merupakan obyek wisata menawan yang kita tidak akan temukan di kehidupan perkotaan.